Cerita dae'i

Sebuah dialog di malam hari buat insan bernama dae'i

Sang mad'u :
"Akhi, dulu ana merasa bersemangat dan aktif dalam dakwah. Tetapi kebelakangan ini rasanya semakin hambar. Ukhuwah semakin gersang. Ana ingin berhenti sahaja dan keluar dari tarbiyah ini. Ana kecewa dengan sikap beberapa sahabat. Jika terus begini, lebih baik ana bersendiri sahaja".



Sang murabbi termenung. Tidak kelihatan raut terkejut dari wajahnya.

Sang murabbi :
"Bila mana enta menaiki sebuah kapal mengharungi lautan yang luas. Kapal itu sudah ternyata rosak, layarnya berlubang, kayunya sudah mereput, kabinnya penuh dengan sampah bauan kotoran akibat manusia. Lalu apa yang enta lakukan untuk sampai pada tujuan?"


Sang mad'u terdiam berfikir.

Sang murabbi:
"Apakah enta memilih untuk terjun ke laut dan berenang untuk sampai ke tujuan?. Bila enta terjun ke laut, sesaat enta akan merasa tenang. Bebas dari bau kotoran manusia, merasa kesegaran air laut, atau bebas bermain dengan lumba-lumba. Tetapi itu hanya sesaat. Berapa kekuatan enta berenang untuk sampai tujuan? Bagaimana bila ribut datang? Bila malam datang, bagaimana enta mengatasi hawa dingin?"



Kekecewaan sedang memuncak, namun sang murabbi yang dihormatinya justeru tidak memberi jalan keluar yang sesuai dengan keinginannya.

Sang murabbi :
"Bagaimana bila ternyata kereta yang enta bawa dalam menempuh jalan itu rosak dan bermasalah? Enta akan berjalan kaki meninggalkan kereta itu tersadai di tepi jalan atau berusaha untuk memperbaikinya?



Sang mad'u:
" Cukup akhi,cukup. Maafkan ana. Ana sedar. InsyaAllah ana akan tetap istiqomah".


Sang murabbi:
"Akhi, jamaah ini adalah jamaah manusia. Mereka mempunyai banyak kelemahan dan kekurangan. Tetapi disebalik kelemahan itu masih ada kelebihan dan kebaikan. Bila ada satu dua kelemahan dan kesalahan mereka, janganlah hal itu meresahkan enta. Sebagaimana Allah menghapuskan dosa manusia dengan amal baik mereka. Hapuslah kesalahan mereka di mata enta dengan kebaikan mereka terhadap dakwah selama ini".


Malam itu sang mad'u menyedari kesalahannya. Dia bertekad untuk tetap mengharungi jalan dakwah dan tarbiyah. Kembalikan semangat itu saudaraku.




Cerita di atas ada kaitan dengan hidup aku sekarang ini. I'll try my best.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Tutup Akaun SSPN

Ganti Bearing Alternator Kereta

Mimpi Gigi Patah